--
2

Aksi balas dendam hampir selalu mewarnai kisah-kisah tentang samurai pada masa feodal Jepang. Nyawa dibayar nyawa, kepala diganti kepala adalah tradisi yang sama tuanya dengan tradisi upacara minum teh di negeri Matahari Terbit itu. Bagi masyarakat Jepang, kehormatan keluarga dan nama baik seseorang adalah harga diri yang kalau perlu ditebus dengan jiwa raga. Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup menanggung malu.

Sejarah Jepang – seperti banyak sejarah bangsa lain di bumi ini – juga ditandai dengan peperangan antar suku/klan. Suku atau klan itu biasanya dipimpin oleh seorang bangsawan yang saling berperang demi memperluas pengaruh dan daerah kekuasaan. Dalam pertempuran tersebut banyak meminta korban darah dan nyawa para pengikut setia klan-klan itu. Sudah banyak buku – fiksi maupun non fiksi – yang mengangkat kisah epik sejarah Jepang. Musashi adalah satu contoh yang akan selalu disebut.

Novel terbaru dengan tema yang mirip yang tengah beredar selain Samurai 1 dan 2 adalah Across The Nightingale Floor karya Lian Hearn. Berbeda dengan Musashi dan Samurai yang ditulis oleh orang Jepang, Across The Nightingale Floor ini penulisnya adalah orang Inggris yang menetap di Australia. Lian Hearn adalah nama samaran dari Gillian Rubinstein yang selama ini lebih dikenal sebagai penulis buku anak-anak. Across The Nightingale Floor – buku pertama dari The Otori Trilogy – adalah karya pertamanya untuk novel dewasa.

Kisah Across The Nightingale Floor dimulai dari pertemuan antara Takeo denga Lord Shigeru Otori, bangsawan dari klan Otori yang bermusuhan dengan Iida Sadamu pemimpin Klan Tohan yang kejam dan haus kekuasaan. Dalam kesempatan itu Shigeru berhasil menyelamatkan Takeo dari kekejaman Iida yang menyerbu desa Hidden, tempat tinggal Takeo. Tak satupun penduduk Hidden yang tersisa dalam penyerbuan itu. Semua habis dibantai, termasuk ibu, adik perempuan, dan ayah tiri Takeo. Selanjutnya, Takeo menjadi pengikut setia Otori. Bahkan kelak, Shigeru mengangkatnya sebagai anak, pewaris dan penerus klan.

Selama tinggal dengan Shigeru inilah, Takeo mengetahui asal-usul dirinya. Ia ternyata seorang Tribe dari garis keturunan Kikuta. Orang-orang Tribe selama ini terkenal sebagai pembunuh bayaran yang lihai dan banyak disewa oleh para bangsawan dengan upah yang tinggi. Mereka telah ada sebelum munculnya para bangsawan dan klan. Konon ketika sihir lebih sakti dari senjata dan dewa-dewa masih berjalan di atas bumi. Mereka memiliki kesaktian turun temurun, yaitu : pendengaran yang tajam serta dapat memisahkan diri menjadi dua. Kelebihan ini sangat berguna di wilayah konflik. Mereka dibayar mahal sebagai mata-mata atau pembunuh.

Selanjutnya kisah beranjak menuju konflik yang penuh intrik antara Shigeru dan Iida dengan bumbu-bumbu perkelahian, pengkhianatan, kesetiaan serta asmara. Takeo, tokoh utama novel ini, tentu saja tampil sebagai pahlawan. Dengan kemampuan yang dimilikinya sebagai seorang keturunan Tribe, ia memenangkan pertarungan demi pertarungan melawan musuhnya. Dari seorang anak remaja desa yang polos, yang bahkan tidak pernah sampai hati mencabut capit seekor ketam, ia menjelma seorang pemuda yang penuh nafsu balas dendam.

Dalam buku ini memang tak ada disebutkan tentang samurai. Namun, kisah perseteruan para bangsawan ini tidak banyak berbeda dengan kisah para samurai. Mereka berlatih dan bertempur seperti layaknya samurai. Menjunjung tinggi kehormatan dan harga diri. Ceritanyapun hitam putih : kebaikan pasti akan mengalahkan kejahatan.

Untuk membandingkannya dengan Samurai yang ceria, Across The Nightingale ini meninggalkan kesan lebih muram. Tak ada selingan humor dalam narasi ataupun dialog tokoh-tokohnya. Tampaknya Lian Hearn memang ingin membuat kisah yang serius. meski tak sedalam Musashi.

Buku pertama dari trilogi Otori ini telah diterjemahkan ke dalam 26 bahasa dan mendapat 11 penghargaan dari berbagai negara. Lanjutan dari trilogi Otori ini adalah : Grass for Her Pillows dan Brilliance of The Moon.

2 Response to Across The Nightingale Floor (Kisah Klan Otori I)

August 27, 2010 at 10:57 PM

buku ini adalah buku terbaik dari 4 serial buku yang menceritakan kesinambungan ceritanya, buku kedua masih menarik buku ke 3 dan ke 4, doooh! bosannya.... :))

hai :)

July 10, 2016 at 4:59 AM

reviewnya bagus dan keren :D

Post a Comment